Tuesday, November 4, 2014

Kata dan Pilihan Kata

A. Pengertian Kata
Kata atau ayat[1] adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

B.Hubungan Makna Kata
1. Sinonimi
secara etimologi kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Maka secara harfiah kata sinonimi berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama.

Untuk mendefinisikan sinonimi, ada tiga batasan yang dapat dikemukakan. Batasan atau definisi itu, ialah: (1) kata-kata dengan acuan ekstra linguistik yang sama, misalnya kata mati dan mampus: (2) kata-kata yang mengandung makna yang sama, misalnya kata memberitahukan dan kata menyampaikan: dan (3) kata-kata yang dapat disubstitusikan dalam konteks yang sama, misalnya "Kami berusaha agar pembangunan berjalan terus.", "Kami berupaya agar pembangunan berjalan terus." Kata berusaha bersinonim dengan kata berupaya.

Sementara itu, Verhaar (dalam Chaer, 2002: 82) mendefinisikan sinonimi sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.

Penyebab ketidakmungkinan kita untuk menukar sebuah kata dengan kata lain yang bersinonim, antara lain, karena;
Pertama, faktor Waktu.
Misalnya kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan. Namun, keduannya tidak mudah dipertukarkan karena kata hulubalang hanya cocok untuk situasi kuno, klasik, atau arkais. Sedangkan kata komandan hanya cocok untuk situasi masa kini (modern).

Kedua, faktor tempat atau daerah.
Misalnya kata saya dan beta adalah bersinonim. Namun kata beta hanya cocok untuk digunakan dalam konteks pemakaian bahasa Indonesia timur (Maluku); sedangkan kata saya dapat digunakan dimana saja.

Ketiga, faktor sosial
Misalnya kata aku dan saya adalah dua buah kata yang bersinonim, tetapi kata aku hanya dapat digunakan untuk teman sebaya dan tidak dapat digunakan kepada orang yang lebih tua atau status sosialnya lebih tinggi.

Keempat, faktor bidang kegiatan
Misalnya, kata tasawuf, kebatinan, dan mistik adalah tiga buah kata yang bersinonim. Namun kata tasawuf hanya lazim dalam agama Islam: kata kebatinan untuk yang bukan Islam: dan kata mistik untuk semua agama.

Kelima, faktor nuansa makna
Misalnya kata hotel dan kata penginapan. Kata penginapan lebih luas maknanya ketimbang hotel.


Jenis Sinonim

Pertama, sinonim antara morfem bebas dengan morfem terikat, seperti antara dia dengan nya, antara saya dengan ku dalam kalimat
Minta saran dia.
Minta sarannya.
Bukan buku saya.
Bukan bukuku.

Kedua, sinonim antara kata dengan kata, seperti kata ganteng dengan tampan, akbar dengan besar, mati denganmeninggal dan sebagainya.

Ketiga, sinonim antara kata dengan frase atau sebaliknya. Misalnya kata meninggal dengan frase tutup usia.

Keempat, sinonim antara frase dengan frase. Misalnya frase ayah ibu dengan orang tua.

Kelima, sinonim antara kalimat dengan kalimat. Contohnya, Adik menendang bola dengan Bola ditendang adik.

2. Hiponimi dan Hipernimi
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim.
- Hipernim : Hantu
- Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.

- Hipernim : Ikan
- Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur, teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.

- Hipernim : Odol
- Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close up, maxam, formula, sensodyne, dll.

- Hipernim : Kue
- Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus, dsb.


3. Polisimi
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata "Kepala" dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher.

Contoh : "Kepala"

- Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas. (kepala bermakna pemimpin).
- Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).
- Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng. (kepala berarti individu).
- Pak Sukatro membuat kepala surat untuk pengumuman di laptop eee pc yang baru dibelinya di mangga satu. (kepala berarti bagian dari surat).


4. Ontonomi
Berhubungan makna yang terdapat antara sinonimi, homonimi, hiponimi, atau [polisemi, bertalian dengan kesamaan-kesamaan; antonimi, sebaliknya, dipakai untuk menyebut makna-makna yang berlawanan. Bentuk-bentuk seperti laki-laki, hidup, gadis, masing-masing berantonim dengan perempuan, mati, dan janda. Dan kata-kata yang berlawanan makna itu disebut mempunyai perhubungan yang bersifat antonimi.
Atau dengan kata lain Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh Antonim :

•keras x lembek
•naik x turun
•kaya x miskin
•surga x neraka
•laki-laki x perempuan
•atas x bawah

Sumber:
SUMBER
SUMBER
SUMBER
SUMBER



No comments:

Post a Comment