Friday, October 17, 2014

Ragam dan Laras Bahasa

A. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini banyak masyarakat yang mengalami perubahan. Bahasa pun juga mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000)


B. Pengertian Laras Bahasa
Adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu (1) beku (frozen), (2) resmi (formal), (3) konsultatif (consultative), (4) santai (casual), dan (5) akrab (intimate).

C. Contoh Dari Ragam dan Laras Bahasa
1. Ragam Bahasa
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri
· Ragam bahasa lisan
· Ragam bahasa tulis
Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan).

Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:
a.Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b.Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c.Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d.Berlangsung cepat;
e.Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f.Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g.Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri ragam tulis :
1.Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.Berlangsung lambat;
5.Selalu memakai alat bantu;
6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.

Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

2. Laras Bahasa
- Laras Ilmiah
Adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Dalam hal itu, kita mengenal berbagai laras, seperti laras iklan, laras lagu, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra. Setiap laras masih dapat dibagi lagi atas sublaras, misalnya laras sastra dapat dibagi lagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya.
- Laras Sastra (Puisi, cerpen, novel dll)
- Laras Jurnalistik Adalahbahasa jurnalistik adalah satu ragam bahasa yang digunakan wartawan yang memiliki sifat-sifat khas singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas dan menarik
- Laras Hukum

SUMBER

Peranan dan Fungsi Bahasa

A. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah suatu sarana yang digunakan untuk berkomunikasi oleh satu orang kepada orang lain, sehingga apa yang ingin disampaikan orang tersebut dapat dimengerti oleh orang yang di tuju(si penerima). Bahasa pada umumnya bisa berbentuk lisan, isyarat dan tulisan. Tanpa bahasa, baik verbal maupun non verbal, manusia tidak akan bisa mengerti satu sama lain. Berikut beberapa pengertian bahasa menurut para ahli

Pengabean (1981:5)
Bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadipada sistem saraf.Menurut
Soejono (1983:01)
Bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidupbersama.Menurut
Syamsuddin (1986:2)
beliau memberi dua pengertian bahasa.
- Bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan,alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.
- Bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluargadan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.


B. Manfaat Bahasa
Manfaat dari mempelajari bahasa adalah kita bisa lebih terampil dan teliti dalam menggunakan bahasa, terlebih pada tempat dan kondisi tertentu.


C. Pendapat Mengenai Bahasa
Perilaku seseorang dicerminkan melalui bahasa yang ia gunakan sehari-hari, baik verbal maupun non verbal. Buruk atau tidaknya seseorang bisa dilihat dari sikapnya berbahasa non verbal, maupun berkata-kata secara verbal. Perilaku seseorang tersebut juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Jika bahasa yang digunakan di sekitar orang tersebut baik, ia akan berbahasa secara baik pula. Begitupun sebaliknya, jika lingkungannya berbahasa buruk dalam verbal dan non verbal, seseorang juga dapat terpengaruh menjadi buruk pula.