Saturday, April 6, 2013

Ilmu Budaya Dasar sebagai Salah Satu MKDU

JAKARTA - Kebudayaan Indonesia yang menggambarkan keberagamaan bukan hanya harus dilestarikan, tetapi harus dikembangkan dan dimanfaatkan.

Sehingga, kebudayaan Indonesia dengan kearifan lokalnya tak hanya jadi alat pemersatu, tetapi juga dapat jadi alat menyejahterakan, alat diplomasi, serta menjadi benteng ketika bersentuhan dengan budaya asing.

“Kalau budaya hanya dilestarikan dan dibiarkan alami, tidak akan bisa. Penataan strategi seperti ini dapat menjawab adanya kekhawatiran akan pengaruh kuat budaya asing,” begitu kata Bambang Wibawarta, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, dalam kesempatan Dialog Kebudayaan bertemakan “Seni Budaya Nusantara sebagai Lumbung NKRI”, di Jakarta, Rabu (21/11).

Untuk mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan Indonesia, yang terpenting adalah usaha untuk lebih memahami budaya-budaya lokal yang ada.

Sayangnya, menurut Bambang, selama ini persoalan itu belum jadi perhatian. Belum ada kordinasi yang baik di antara lembaga, baik pemerintah, lembaga pendidikan, dan kantong-kantong budaya.

“Harus ada pangkalan data untuk membuat dan mengelola strategi kebudayaan, menyangkut alat pemberdaya, pemersatu, atau diplomasi dan menyejahterakan,” ungkap Bambang.

Untuk urusan diplomasi, ia percaya kebudayaan dapat dimunculkan sebagai sebuah kekuatan. Ia mencontohkan Jepang dan Korea Selatan yang memanfaatkan betul kebudayaannya.
Kekuatan Utama


Budayawan, Radhar Panca Dahana, juga mengatakan sudah seharusnya kebudayaan dimunculkan sebagai kekuatan utama. “Sampai titik ini, negeri dan masyarakat Indonesia tetap melekat karena satu kata, kebudayaan,” katanya pada kesempatan diskusi kebudayaan yang diprakarsai oleh Komunitas Negeri Limadaya itu.

Radhar menjelaskan meskipun selalu disebut primordial, banyak hal dan faktor yang sebenarnya membuat kebudayaan menjadi landasan terbentuknya bangsa. Bukan politik, katanya. “Jadi kita harus mengakomodasi kekuatan tradisi. Selama kita menghargai kebudayaan daerah, saya yakin bangsa ini akan tetap ada,” ujarnya.

Menariknya kebudayaan Indonesia, dikatakan Radhar, karena terlahir dari budaya lisan. Makanya, banyak hasil budaya yang merupakan hasil kerja yang komunal. Pada akhirnya, kesenian rakyat menjadi peristiwa yang kolektif dan diwariskan. Dia rekat dengan masyarakat karena ada nilai kuat yang terkandung didalamnya.



OPINI:

Menurut saya, kurangnya pelestarian budaya lokal dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang budaya intu sendiri, sama seperti yang telah disebutkan artikel di atas. Masyarakat seharusnya bangga dengan budaya Indonesia yang memiliki beragam variasi untuk setiap daerahnya. Hal ini akan membuat dunia 'iri' dengan kebudayaan Indonesia yang begitu luas.

Pada zaman modern seperti sekarang ini sudah tidak banyak yang sadar untuk mengembangkan kelestarian kebudayaan yang ada di Indonesia. Hanya segelintir orang yang memang tahu betul tentang kebudayaan lokal itu sendiri yang terus berusaha mengajak segelintir orang lain di sekitarnya untuk membantu melestarikan. Nyatanya, hal tersebut masih kurang. Masih butuh langkah konkret dari pemerintah sebagai langkah yang serius untuk melestarikan budaya Indonesia, langkah yang membuat masyarakat Indonesia tersadar dan mau mengembangkan budaya lokal Indonesia nan luas ini.


SUMBER

No comments:

Post a Comment