Tuesday, November 4, 2014

Kalimat Efektif

A. Pengertian Kalimat Efektif

adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

B. Contoh Kalimat Efektif

Contohnya dibagi berdasarkan ciri-ciri kalimat efektif itu sendiri:

1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)
Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)
2. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda)
Contoh:
Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama belajar di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
4. Kelogisan
Bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)


C. Hal-Hal yang Berhubungan dengan Kalimat Efektif
Hal yang berhubungan dengan kalimat efektif adalah Alinea. Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .
Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.


Syarat-syarat pembentukan Alinea :
1. Kesatuan: Semua kalimat yang mendukung alinea secara bersama-sama mendukung sebuah ide.
2. Koherensi: Saling berhubungan sebuah kalimat dengan kalimat lainnya yang membentuk sebuah alinea.
3. Pengembangan: Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan menggunakan kalimat pendukung.
4. Efektif: Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

Pola Pengembangan Alinea :
a. Alinea deduktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian awal kalimat.
b. Alinea induktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat.
c. Alinea campuran : Kalimat utamanya terletak di awal dan ditegaskan kembali pada bagian akhir.
d. Alinea diskriptif : Kalimat utama yang tersirat pada seluruh kalimat di paragraph tersebut.

Disetiap alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah kalimat penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.


-Kalimat Utama
Biasanya kalimat utama diletakkan pada awal kalimat, tetapi kalimat utama bisa diletakkan ditengah maupun diakhir kalimat. Kalimat utama adalah kalimat inti dari sebuah gagasan yang berisi sebuah pernyataan dan akan dijelaskan oleh kalimat penjelas.


-Kalimat Penjelas
Kalimat Penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan ide dari kalimat utama suatu paragraph.


· Jenis-jenis alinea berdasarkan letak ide pokok
Ide Pokok memiliki berbagai ciri-ciri. Ciri-ciri Ide Pokok antara lain sebagai berikut:


a.Berupa pikiran utama atau gagasan utama.
b.Mengandung pokok persoalan atau inti persoalan.
c.Letak ide pokok di awal paragraf(deduktif),akhir paragraf(induktif),awal dan akhir paragraf(deduktif-induktif),dan menyebar diseluruh kalmat(paragraf narasi dan deskripsi).
d.Dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama atau kalimat topik.
e.Ide pokok dituangkan dalam satu kalimat dan kalimat tersebut disebut juga kalimat utama.
f.Biasanya kalimat utama dapat diidentifikasi dengan mudah.Kata kunci yang menunjukan


kalimat utama antara lain sebagai berikut:
~ Sebagai kesimpulan……, ~ Dengan demikian……,
~ Yang penting………., ~ Intinya………,
~ Jadi………., ~ Pokoknya………,


Berikut adalah macam macam paragraf menurut letak kalimat utamanya
Macam macam paragraf menurut letak atau keberadaan kalimat utamnya antara lain sebagai berikut:


A.Paragraf Deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf.Gagasan utamaatau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama.Kemudian disusul dengan kalimat-kalimat penjelas.


Contoh:
Satu satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi sektor sektor di bidang pertanian. Misalnya,perikanan masih meningkat cukup mengesankan,yaitu 6,65 persen;demikian pula perkebunan ,yang meningkat 6,46 persen.Secara Umum,konstribusi dar sektor sektor pertanian terhadap produk domestik bruto(PDB)meningkat 18,07 persen menjadi 18,04 persen.Padahal selama 30 tahun terakhir,pangsa sektor pertanian meroso dara tahun ke tahun.


B.Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf.Mula mula dikemukakan fakta fakta ataupun uraian uraian.Kemudian dari fakta fakta itu penulis menggeneralisasikannya ke dalam sebuah kalimat.


Contoh:
Baik di Indonesia maupun di negaranya sendiri,shin-chan tidak dianggap sebagai role model yang baik buat anak anak.Protes pun bermunculan.Ruang surat pembaca di koran koran dipenuhi dengan keberatan para orang tua terhadap komik yang laris manis itu.Umunya surat itu datang dari kalangan ibu.Menurut mereka dalam suratnya,kelakuan shin-chan diikuti oleh anak anak. Shin-chan,dimata para orang tua di indonesia,adalah setan kecil penebar virus.
Paragraf diatas dengan jelas mengungkapkan gagasan bahwa Shin-chan merupakan komik yang menebarkan pengaruh yang berbahaya.Karena dalam paragraf tersebut dikatakan bahwa shin-chan merupakan setan kecil penebar virus.


C. Paragraf Campuran(Deduktif-Induktif) adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan terakhir.Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama.Kalimat terakhir umunya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.


Contoh:
Saya berkeyakinan kalau Indonesia menfokuskan diri pada sektor agrobisnis,tidak ada negara lain yang mampu menandingi kita. Agar reformasi tersebut dapat terjadi,yang over valued harus dihindari.Memang,krisis ekonomi yang sedang berlangsung telah mengoreksi nilai tukar kita.Dalam hal ini,pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat,tetapi biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya.Yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan mendorong industri industri yang mampu survive pada nilai tukat yang ada dengan agrobisnis.Bagi sektor Agrobisnis,semakin melemah rupiah asal stabil.akan semakin baik.

Kata dan Pilihan Kata

A. Pengertian Kata
Kata atau ayat[1] adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

B.Hubungan Makna Kata
1. Sinonimi
secara etimologi kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Maka secara harfiah kata sinonimi berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama.

Untuk mendefinisikan sinonimi, ada tiga batasan yang dapat dikemukakan. Batasan atau definisi itu, ialah: (1) kata-kata dengan acuan ekstra linguistik yang sama, misalnya kata mati dan mampus: (2) kata-kata yang mengandung makna yang sama, misalnya kata memberitahukan dan kata menyampaikan: dan (3) kata-kata yang dapat disubstitusikan dalam konteks yang sama, misalnya "Kami berusaha agar pembangunan berjalan terus.", "Kami berupaya agar pembangunan berjalan terus." Kata berusaha bersinonim dengan kata berupaya.

Sementara itu, Verhaar (dalam Chaer, 2002: 82) mendefinisikan sinonimi sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.

Penyebab ketidakmungkinan kita untuk menukar sebuah kata dengan kata lain yang bersinonim, antara lain, karena;
Pertama, faktor Waktu.
Misalnya kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan. Namun, keduannya tidak mudah dipertukarkan karena kata hulubalang hanya cocok untuk situasi kuno, klasik, atau arkais. Sedangkan kata komandan hanya cocok untuk situasi masa kini (modern).

Kedua, faktor tempat atau daerah.
Misalnya kata saya dan beta adalah bersinonim. Namun kata beta hanya cocok untuk digunakan dalam konteks pemakaian bahasa Indonesia timur (Maluku); sedangkan kata saya dapat digunakan dimana saja.

Ketiga, faktor sosial
Misalnya kata aku dan saya adalah dua buah kata yang bersinonim, tetapi kata aku hanya dapat digunakan untuk teman sebaya dan tidak dapat digunakan kepada orang yang lebih tua atau status sosialnya lebih tinggi.

Keempat, faktor bidang kegiatan
Misalnya, kata tasawuf, kebatinan, dan mistik adalah tiga buah kata yang bersinonim. Namun kata tasawuf hanya lazim dalam agama Islam: kata kebatinan untuk yang bukan Islam: dan kata mistik untuk semua agama.

Kelima, faktor nuansa makna
Misalnya kata hotel dan kata penginapan. Kata penginapan lebih luas maknanya ketimbang hotel.


Jenis Sinonim

Pertama, sinonim antara morfem bebas dengan morfem terikat, seperti antara dia dengan nya, antara saya dengan ku dalam kalimat
Minta saran dia.
Minta sarannya.
Bukan buku saya.
Bukan bukuku.

Kedua, sinonim antara kata dengan kata, seperti kata ganteng dengan tampan, akbar dengan besar, mati denganmeninggal dan sebagainya.

Ketiga, sinonim antara kata dengan frase atau sebaliknya. Misalnya kata meninggal dengan frase tutup usia.

Keempat, sinonim antara frase dengan frase. Misalnya frase ayah ibu dengan orang tua.

Kelima, sinonim antara kalimat dengan kalimat. Contohnya, Adik menendang bola dengan Bola ditendang adik.

2. Hiponimi dan Hipernimi
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim.
- Hipernim : Hantu
- Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.

- Hipernim : Ikan
- Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur, teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.

- Hipernim : Odol
- Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close up, maxam, formula, sensodyne, dll.

- Hipernim : Kue
- Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus, dsb.


3. Polisimi
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata "Kepala" dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher.

Contoh : "Kepala"

- Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas. (kepala bermakna pemimpin).
- Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).
- Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng. (kepala berarti individu).
- Pak Sukatro membuat kepala surat untuk pengumuman di laptop eee pc yang baru dibelinya di mangga satu. (kepala berarti bagian dari surat).


4. Ontonomi
Berhubungan makna yang terdapat antara sinonimi, homonimi, hiponimi, atau [polisemi, bertalian dengan kesamaan-kesamaan; antonimi, sebaliknya, dipakai untuk menyebut makna-makna yang berlawanan. Bentuk-bentuk seperti laki-laki, hidup, gadis, masing-masing berantonim dengan perempuan, mati, dan janda. Dan kata-kata yang berlawanan makna itu disebut mempunyai perhubungan yang bersifat antonimi.
Atau dengan kata lain Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh Antonim :

•keras x lembek
•naik x turun
•kaya x miskin
•surga x neraka
•laki-laki x perempuan
•atas x bawah

Sumber:
SUMBER
SUMBER
SUMBER
SUMBER